“Kalau mau jadi kaya ya jangan jadi guru!”
Kaget saya mendengar hal ini, dalam wawancara dengan sebuah hrd di sekolah swasta.
Pikiran saya langsung menolak ide tersebut. Karena dari pernyataan ,”Kalau mau jadi kaya jangan jadi guru.” Ada dua asumsi dasar yang sangat berbahaya jika saya iyakan.
Asumsi pertama:
Pendapatan seorang guru itu kecil, tidak bisa membuat kaya.
Asumsi kedua:
Guru itu ditakdirkan tidak pernah kaya.
Jelas saya tolak to! Siapa si yang tidak ingin kaya? Semua orang pasti ingin dong. Terus apa tidak ada si guru yang kaya?
Ada dong, saya lihat sendiri ada guru tidak tetap yang ke sekolah naik mobil jaz, dan ini bukan anak orang kaya, guru ini bisa beli mobil dari usahanya buka kursus.
Terus kenapa ya ada orang yang berkata,”Kalau mau kaya jangan jadi guru.”
ada beberapa kemungkinan:
pertama:
Kepentingannya sebagai hrd untuk membatasi permintaan saya akan gaji yang tinggi.
Ini bisa saja, karena saat itu sekolah yang sedang saya lamar memang sedang membutuhkan guru, dan pada saat yang bersamaan pihak yayasan memiliki kebijakan pemberian gaji yang ,menurut saya, termasuk menengah untuk ukuran sekolah swasta.
Menarik ya.
Kalau saya pribadi justru berpendapat, jadi guru itu harus kaya.
Mm..tapi saya kok jadi kuatir kalau menggunakan kata “kaya” nanti dikira ambisius. Saya ganti saja, jadi guru itu harus cukupan.
Mau beli rumah, uangnya cukup. Mau beli sepeda motor, uangnya cukup. Mau nyekolahkan anak, uangnya cukup. Mau berangkat haji, uangnya cukup. Mau beli mobil, uangnya masih cukup.
Enak to?
Dengan guru yang memiliki uang yang “cukup”. Maka guru bisa menjadi tenang dalam mengajar. Dengan ketenangan ini, diharapkan guru bisa mengajar dengan lebih baik lagi, bisa memfokuskan pikiran dan perhatiannya untuk perkembangan anak didiknya.
Bahkan jika di sekolah, membutuhkan peralatan yang uangnya tidak ada (budget sekolah tidak cukup) guru tersebut bisa membelikannya, karena “uangnya cukup”.
Kalau ada murid yang tidak bisa membeli buku atau perlengkapan lainya yang dibutuhkan untuk belajar. Guru kelas bisa dengan mudah membelikannya untuk anak tersebut, kenapa? karena….”uangnya cukup”.
Kalau ada guru lain yang terkena musibah. Rekan guru yang lain bisa dengan mudah dan ikhlas membantu dengan dana patungan yang cukup besar, kenapa? Karena….”Uangnya cukup.”
Karena itulah, saya merasa setiap guru itu harus “CUKUP” (kali ini dibaca kaya)
Jadi bagaimana caranya supaya uangnya selalu cukup?
Gampang Bapak Ibu. Teorinya gampang. Kan kita lebih mudah berjalan kalau sudah tahu jalannya gampang ya. Masalah di jalan ternyata susah, ya itu masalah nanti.
Pertama, kita harus yakin dulu, sumber berkat itu dari Tuhan, bukan dari sekolah, bukan dari yayasan (guru swasta), bukan dari negara (guru pns). Sekali lagi sumber segala rejeki itu TUHAN.
Tuhan itu pasti ingin setiap kita kaya, “CUKUP”.
Dengan berbekal keyakikan tersebut kita akan melakukan beberapa langkah untuk menjadi Guru yang “CUKUP”
Langkah pertama;
Kumpulkan satu juta rupiah, atau setengah kali hidup pokok (hidup pokok adalah biaya yang bapak ibu butuhkan untuk hidup selama satu bulan, seperti biaya makan, beras, lauk pauk, listrik, bensin, dll, tapiingat hanya kebutuhan yang pokok saja)
Biaya yang kita kumpulkan ini akan kita gunakan untuk biaya darurat. Jika sewaktu waktu kita mengalami musibah sakit, kita bisa gunakan biaya ini untuk berobat sementara belum ada biaya penggantian dari yayasan atau askes.
Langkah kedua
Bayar setiap hutang yang kita punya.
Catat setiap hutang yang kita miliki, urutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Dan bayar hutang mulai dari yang terkecil lebih dahulu. Setelah yang kecil selesai, bayar yang terkecil kedua, dengan menggunakan uang yang semula kita gunakan untk membayar hutang terkecil pertama dengan ditambah uang yang kita sisihkan dari sana sini.
Anda harus sangat giat di langkah dua ini. Lakukan segala sesuatu yang bisa tangan anda lakukan untuk menghasilkan uang yang halal. memberikan les, jualan makanan, ngojek, apa saja yang menghasilkan uang untuk membayar hutang anda. Sebisa mungkin anda tidak lagi memiliki hutang tahun depan. Lunas semuanya.
Langkah ketiga
Kumpulkan enam kali biaya hidup pokok
Biaya ini adalah biaya selimut keuangan, atau pellindung di masa masa krisis. Terutama untuk guru swasta ini. Kita tidak pernah tahu kapan sekolah kita akan tutup atau kita dibebastugaskan. Tapi kita harus selalu siap sedia dengan segala kemungkinan yang ada. Untuk itulah kita harus mempersiapkan biaya sebesar 6 kali lipat hidup pokok. Sehingga jika kejadian itu terjkadi, keluarga kita masih memiliki selimut ekonomi, sembari kita mencari tempat kerja baru.
Langkah langkah tersebut diatas adalah langkah langkah dasar yang akan membawa setiap guru aman, tapi belum “CUKUP”, untuk menjadi cukup kita harus sampai di level aman dulu.
Anda ingin membaca langkah langkah selanjutnya?
Tinggalkan komentar, biar saya tambah semangat unutk menuliskannya, wwkwkwk.
Salam hangat dari Denpasar.
NB: artikel ini muncul pertama kali di misternuel.com
Sumber:http//guraru.org
0 comments:
Posting Komentar